KARYA ILMIAH
PENGARUH TINGKAT
PENGHASILAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA
KELAS XI IPS DAN XII
IPS SMA IMMANUEL BATU
TAHUN PELAJARAN
2011-2012
SINOPSIS
Oleh
:
WAHONO
SMA IMMANUEL BATU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang kekuasaan memiliki peranan
penting sebagai pioner kesuksesan pendidikan di Indonesia, pendidikan akan
mencapai hasil yang maksimal tidak terlepas dari perencanaan dan penetapan
tujuan dan harapan yang ingin dicapai. Seperti yang termuat pada Undang-
Undang Pendidikan Nasional No 20
tahun 2003, pasal 1 ayat 1, menyatakan
bahwa : pendidikan merupakan usah sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan esensial yang sangat penting
bagi manusia, sebab pendidikan dapat berlangsung seumur hidup ( Long live of
Education). Dalam konteks pendidikan, dikatakan bahwa pendidikan adalah upaya
mengajar siswa secara perlahan-lahan diatas kaki sendiri.
Pendidikan sebagai upaya transfer
informasi atau ilmu pengetahuan diperlukan metode dan pemahaman karakter
individu peserta didik agar didapatkan hasil yang maksimal, pengembangan
potensi peserta didik yang di padang sebagai individu terus mendapatkan
bimbingan, pengarahan dari seorang guru
untuk mencapai pengalaman yang seluas-luasnya sebagai bekal hidup yang membawa
pengaruh di masyarakat luas (agent of change) (Wijayanti, 2004 : 26). Pelayanan
pendidikan diperuntukkan semua masyarakat Indonesia secara merata tidak
mengenal golongan atau ras, pendidikan sebagai upaya membangun potensi dasar
individu yang tidak lepas dari belajar, membaca dan daya kreasi ( Suyono, 2001
: 20 ), sudah selayaknya di berikan kepada semua anak bangsa tanpa melihat
status.
Untuk menghasilkan pendidikan yang unggul
seperti yang dikemukakan di atas ditentukan oleh beberapa faktor pendukung
yaitu : tersedianya kurikulum yang baik, tersedianya tenaga yang profesional,
daya dukung sarana prasarana yang representatif, dana penyelenggaran ,
kesejahteraan tenaga pendidikan dan kependidikan, perekonomian orang tua yang
cukup, tingkat pendidikan orang tua, dan motivasi belajar peserta didik,
serta sumber belajar mudah didapat.
Keberhasilan pendidikan selain oleh
faktor tingkat pendidikan orang tua, faktor lain dari kondisi peserta didik
adalah faktor kesehatan , faktor milikkultural, ketersediaan fasilitas belajar
yang memadai, adanya guru privat untuk mendampingi belajar. Kesemuanya ini
dapat teratasi apa bila pendapatan orang tua berkecukupan. Kondisi riil dan
sungguh nyata pendidikan di daerah pinggiran yang rata-rata masyarakatnya
miskin , maka tingkat keberhasilan pendidikan
masih rendah, jadi tingkat pendapatan orang tua mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
Dari sini timbul suatu persoalan
apakah tingkat pendidikan orang tua dan tingkat penghasilan orang tua peserta
didik dapat mempengaruhi prestasi belajar Peserta didik SMA. Peneliti akan
mengungkap pengaruh tingkat pendidikan orang tua dan tingkan penghasilan orang
tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika siswa
kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
yaitu :
1.2.1. Apakah ada pengaruh yang signifikan tingkat
penghasilan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran
matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS
di SMA Immanuel Batu ?
1.2.2. Apakah ada pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan
orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas
XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu ?
1.2.3. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua
peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik
kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok
permasalahan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
tingkat penghasilan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata
pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
1.3.2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
tingkat pendidikan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas
XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
1.3.3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang
tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta
didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Empiris
Dari beberapa penelitian yang
termuat dalam karya ilmiah membuktikan bahwa tingkat penghasilan orang tua
maupun tingkat pendidikan orang tua sama –sama memberi pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi belajar bagi peserta didik. Dimana pada karya ilmiah yang
berbeda mengangkat permasalahan tentang tingkat penghasilan orang tua dan karya
ilmiah lain mengangkat permasalahan tingkat pendidikan orang tua. Dan untuk
kali ini penulis atau peneliti ingin melihat pengaruh tingkat penghasilan orang
tua dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar secara
bersama-sama tentunya dengan waktu dan lokasi
pada daerah yang berbeda.
2.2. Tinjauan Teoritis
2.2.1. Tingkat Penghasilan Orang Tua
Keadaan ekonomi orang tua peserta
didik yang lemah atau penghasilan dan pengeluaran mengalami minus akan membawa
dampak kurang baik bagi pendidikan putra-putrinya utamanya keberhasilan
mencapai prestasi, dengan tidak terpenuhinya kebutuhan putra-putrinya pada usia
sekolah seperti kebutuhan gisi, perawatan kesehatan, pemenuhan fasilitas dan
biaya- biaya lain, logis bila ini membawa dapak yang kurang baik bagi
keberhasilan prestasi putra-putrinya.
Penghasilan menurut Purwodarminto ( 1996
; 343 ) adalah perolehan uang yang diterima. Penghasilan orang tua di hitung
dengan menggunakan pendekatan pengeluaran total yang dikeluarkan oleh suatu
rumah tangga. Kebutuhan suatu keluarga satu dengan lainnya tentu berbeda sesuai
dengan kemampuan pengelolaan keuangan keluarga, penentuan prioritas kebutuhan
adalah faktor dominan dalam membangun keluarga sejahtera, keluarga yang
sejahtera menunjukkan tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Dengan keadaan
ekonomi yang tinggi memungkinkan orang tua memberi kesempatan putra-putrinya
mengembangkan kecakapannya. Orang tua dapat memberi kesempatan kepada anaknya
memilih sekolah yang berkualitas, Rachman Natawijaya ( 1979 : 76 ). Keadaan
sosial ekonomi orang tua yang bagus bukan berarti secara otomatis keberhasilan
pendidikan putra-putrinya tercapai, manakala
tingkat penghasilan orang tua yang tinggi tetapi perhatian orang tua
akan pendidikan putra-putrinya kurang, tidak dipenuhinya fasilitas belajar dan
tidak membantu kesulitan belajar misalnya dengan menyertakan bimbingan belajar
dan lain sebagainya yang mendukung pendidikan, maka hal ini penghasilan orang
tua yang tinggi tidak terlalu berdampak positif bagi pendidikan putra-putrinya.
Keadaan yang memberi pengaruh kepada anak
terutama pada kemampuan belajar adalah
tingkat penghasilan orang tua atau tingkat sosial ekonomi keluarga, Rachman
Natawijaya ( 1979 : 77 ). Dengan demikian tingkat penghasilan orang tua selalu
mewarnai perkembangan dan kemajuan belajar putra-putrinya.
Umar Tirtoraharjo,
mengemukakan hasil analisis Thorndike antara lain menyimpulkan bahwa siswa yang
berasal dari lingkungan keluarga dengan tingkat penghasilan tinggi, mencapai
prestasi belajar dari pada keluarga yang memiliki tingkat penghasilan sedang
dan rendah ( dalam Muhammad Rif Tito, 1985 : 36 ). Jadi latar belakang tingkat
penghasilan orang tua mempunya pengaruh terhadap kemajuan belajar peserta didik
di sekolah.
Dalam penelitian Mlunandir ( 1973 : 166 )
memberikan pernyataan bahwa tidak ada bukti-bukti keadaan ekonomi orang tua
yang tinggi akan memberikan prestasi belajar anaknya. Secara khusus bahwa tidak
ada pengaruh antara tarap ekonomi orang
tua dengan prestasi belajar putra-putrinya. Walaupun tidak terang terangan menolak
hipotesa yang dibuat, karena kalau ada pengaruh sangat kecil.
Beberapa hasil penelitian dan pandangan
yang terhimpun di sini mendorong penelitian
ini untuk membuktikan. Apakah ada pengaruh yang signifikan tingkat
penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar belajar peserta didik di suatu
sekolah tingkat menengah atas.
2.2.2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan formal meliputi 1)
pendidikan pra sekolah yaitu TK, 2) pendidikan tingkat dasar yaitu SD, 3)
pendidikan tingkat menengah pertama yaitu SMP, 4) pendidikan tingkat menengah
atas yaitu SMA, 5) pendidikan di perguruan tinggi yaitu S1,S2 dan S3. Tingkatan
pendidikan ini menunjukkan taraf kemampuan kognitif, kepribadian dan kualitas
diri, pendidikan tingkat tinggi memberikan kemampuan yang tinggi demikian
sebaliknya pendidikan rendah menunjukkan taraf kemampuan rendah. Namun di
kondisi tertentu hal ini bisa saja karena interaksi masyakat membuat seseorang
memiliki kemampuan yang cukup tinggi walaupun pendidikan formal rendah.
Pendidikan non formal dapat dilakukan oleh
orang tua di rumah melalui keteladanan, nasehat atau petuah bisa juga
memberikan pendampingan belajar serta kegiaan lain yang tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan putra-putrinya. Berkaitan dengan pendidikan non formal
yang langsung dalam bimbingan orang tua maka kemampuan orang tua dan
pengetahuannya harus cukup, sehingga setiap bimbingan orang tua akan bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan putra-putrinya. Peranan orang tua dalam
pelaksanaan pendidikan non formal sangat dominan, maka kemampuan orang tua
harus cukup mumpuni atau tingkat pendidikan memadai.
Terlepas dari hasil penelian yang sudah
dilaksanakan oleh beberapa mahasiswa program pasca sarjana mengenai pengaruh
tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar putra-putrinya dan
kondisi riil tidak adanya korelasi antara tingkat pendidikan orang tua terhadap
prestasi belajar putra-putrinya. Maka peneliti ingin membuktikan kebenaran dari peneliti-peneliti terdahulu
bahwa sesungguhnya ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang
tua terhadap prestasi belajar putra-putrinya tentunya akan dilaksanakan pada
lokasi dan daerah yang berbeda.
2.2.3. Prestasi Belajar
2.2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut WJS, Purwadarminto dalam kamus
umum besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa prestasi adalah “ hasil yang
telah di capai (dilakukan, dikerjakan) “ ( kamus besar bahasa Indonesia (1966 :
10). Sedangkan belajar “ berarti berusaha, berlatih dan sebagainya supaya
mendapat suatu kepandaian “ (Depdiknas 2000 : 49). Pengertian lain tentang
belajar adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan
sesuatu (Arifin, 1991 : 27 ). Dalam
kaitan dengan prestasi belajar, Depdikbud (1992) mengatakan bahwa prestasi
belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan
oleh suatu pembelajaran tertentu. Yang
lazim ditunjukkan dengan suatu nilai tes atau angka yang di berikan. Prestasi
belajar yang diharapkan adalah perubahan perilaku si belajar terhadap informasi
mengenai pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang di capai. (Sudjana, 1992 :
101). Taksonomi Blomm, ada tiga ranah prestasi belajar yang dapat diukur yaitu
ranah kognitif atu pengetahuan, ranah afektif atau sikap, ranah psikomorik atau
ketrampilan.
Dari dua pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai/dilakukan
atau dikerjakan siswa dalam belajar di sekolah yang di nyatakan dalam bentuk
penilaian. Dalam pendidikan penilaian mempunyai peranan penting kaitannya sebagai
alat pengukur prestasi peserta didik, selain dari pada itu penilaian dapat
menjadi umpan balik maupun mengetahui sejauh mana ketercapaian target yang
telah dicapai oleh peserta didik, apakah telah mencapai sesuai dengan apa yang
ditargetkan atau tidak.
Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas 1) penilaian hasil belajar oleh
pendidik, 2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, 3) penilaian hasil
belajar oleh pemerintah, (Bab X standar penilaian pendidikan, bagian kesatu
umum, pasal 63). Penilaian hasil belajar oleh peserta didik sebagaimana
dimaksud dalam pasal 63 ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas. Dari kegiatan penilaian ini
maka orang tua, peserta didik, guru dan pihak sekolah dapat melihat
keberhasilan belajar peserta didik melalui buku laporan dari lembaga sekolah.
Prestasi belajar peserta didik penting diketahui oleh semua pihak karena dapat
dijadikan sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran guru dan sekolah dalam
kaitannya peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut pendapat Kosasih Djauhari dalam
bukunya yang berjudul strategis Pengajaran Efektif dalam Pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial menyatakan bahwa penilaian adalah : a) membantu siswa
mengukur tingkat keberhasilan, ketidak berhasilan usaha lanjut pengajaran. b)
tolak ukur guru untuk mengukur keberhasilan dan menentukan tindak lanjut
pengajaran, c) wujud dari keadaan dan prestasi belajar siswa, d) tolak ukur
untuk menentukan kenaikan kelanjutan dan perbaikan pelajaran siswa (Kosasih
Djauhari, 1982 : 89).
Untuk mengukur prestasi belajar peserta
didik tidak cukup hanya menyangkut perihal kemampuan yang diperoleh saat
melakukan proses pembelajaran, tetapi mencakup keseluruhan aspek kehidupan
peserta didik. Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa prestasi belajar
yang dicapai siswa tidak berkembang begitu saja, tetapi merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor, Slemeto (1984
: 76) mengelompokkan faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor
internal dan ekternal. Faktor internal meliputi kondisi fisiologis, mengingat
belajar merupakan proses mental yang meliputi : minat, bakat, kecerdasan,
motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan
diluar diri siswa yang meliputi : kondisi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sedangkan menurut Afifudin mengatakan
bahwa “ faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di sekolah adalah
faktor murid dan faktor guru atau pengajar “ (Afifudin, 1988 : 110), sementara
Siti Rahayu berpendapat dalam bukunya yang berjudul kesukaran-kesukaran dalam
belajar antara lain mengatakan “bahwa yang mempengaruhi belajar seseorang ada
dua faktor, yaitu faktor-faktor endogen atau yang berasal dari anak itu sendiri
dan faktor-faktor eksogen atau yang berasal dari luar anak”, (Siti Rahayu
Hardinoto, 1976 : 1).
Dari
kedua pendapat tersebut diatas, maka dapat digabungkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar adalah :
a. Faktor-faktor indogen yang meliputi intelgensi,
motivasi belajar, perasaan, sikap, minat, serta kesehatan.
b. Faktor-faktor eksogen yang meliputi situasi belajar
mengajar di sekolah, falisitas belajar, orang tua, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah.
Pada faktor eksogen tentang orang tua
sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi seorang anak. Suasana keluarga
merupakan tempat melakukan pendidikan perorangan atau pembinaan individu bagi
anak-anaknya. Disinilah berlangsungnya proses pendidikan yang lama dibandingkan
ketika pendidikan di sekolah, sehingga pendidikan di rumah bersama orang tua
mendasari kepribadian anak.
Orang tua berperan besar dilingkungan
keluarga seperti yang dikemukakan oleh Daoed Yoesoep yang mengatakan bahwa
tanggung jawab orang tua dalam menangani pendidikan jelas lebih besar dari pada
tanggung jawab masyarakat, sebab anak melewati sebagian besar waktunya bersama
orang tua di rumah. Oleh karena itu sudah selayahnya kalau porang tua dituntut,
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan anaknya, dan tidak
bersifat acuh setelah menyerahkan ke sekolah (Daoed Yoesoep, 1980 ; 39)
Mengingat begitu dominan peranan orang
tua akan pendidikan anaknya, pengembangan kemampuan putra-putrinya tidak cukup
keadaan keluarga yang kondusif namun, penyedian fasilitas dan pemenuhan daya
dukung pendidikan berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar, disisi lain
pendidikan orang tua akan menentukan perkembangan kemampuan belajar. Mengkaji
uraian tentang tingkat penghasialan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua
dan rumah, berkaitan dengan prestasi belajar putra-putrinya. Dalam suatu
pendidikan tidak terlepas dengan yang namanya
biaya dan figur keluarga yang berpendidikan untuk mencapai keberhasilan
dari suatu prestasi belajar. Ketika fungsi orang tua sebagai salah satu faktor
keberhasilan pendidikan putra-putrinya, maka tingkat penghasilan orang tua dan
tingkat pendidikan orang tua akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi putra-putrinya.
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir sebagai bagian dari pola
berpikir tentang alur berpikir teori
yang mendasari penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini. Yaitu hal yang
mempengaruhi prestasi belajar. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis
meneliti tentang pengaruh tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan
orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik, dengan demikian ada, dua
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu tingkat
penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua. Selain dari dua faktor
yang disebutkan dalam kegiatan pembelajaran prestasi peserta didik ada
faktor-faktor lain yang menyertainya. Oleh karena itu penelitian pada penulisan karya ilmiah ini
difokuskan pada tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua.
Sedangkan bila ada faktor-faktor lain yang menyertainya penelitian ini akan
diabaikan.
Gambar 1 : Kerangka berfikir
|
||||
Keterangan :
X1 :
Tingkat Penghasilan orang tua
X2 :
Tingkat Pendidikan orang tua
Y :
Prestasi Belajar mata pelajaran matematika program IPS
“ Hubungan empirik antara tingkat penghasilan orang
tua terhadap prestasi belajar, tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar, serta tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang
tua bersama-sama terhadap prestasi
belajar peserta didik”
2.4. Hipokarya ilmiah
2.4.2. Adaq pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan orang
tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta
didik kelas XI dan XII IPS di SMA
Immanuel Batu.
2.4.3. Ada pengaruh
yang signifikan tingkat penghasilan orang tua peserta didik terhadap prestasi
belajar mata pelajaran matematika
peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
2.4.4. Ada pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama tingkat pendidikan orang tua dan tingkat
penghasilan orang tua peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran
matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan strategi untuk mengatur
tata (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data tepat (valid) sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Di dalam rancangan
penelitian ini akan menjelaskan tentang tujuan penelitian, jenis penelitian dan
ruang lingkup.
Tujuan penelitian adalah menjelaskan
adanya pengaruh diantara variabel bebas terhadap prestasi belajar matapelajaran
matematika untuk program IPS kelas XI dan kelas XII. Variabel bebas terdiri dua
yaitu tingkat penghasilan orang tua dan tingka pendidikan orang tua, penelitian
ini bersifat kuantitatif menurut
Sugiyono ( 1999 :16) “data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
data kuantitatif yang di angkakan”,
yaitu melalui pengolahan data dengan jenis penelitian terapan dan
bertujuan eksplanation (penjelasan).
Tujuan penelitian ini adalah memberikan
penjelasan, dan dari tingkat eksplanation, tergolong penelitian asosiatif,
menurut Sugiyono (1999 : 6) “penelitian asosiatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih” Pada Penelitian asosiatif yang dimaksud untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan pada penelitian karya
ilmiah ini ada tiga variabel yaitu variabel X1, X2 dan Y, sedangkan bersifat
kausal menekankan adanya hubungan sebab akibat dari dua variabel, yakni jika x
maka y. (Sugiyono, 1999 : 12).
Jika mengikuti pembagian yang dilakukan
oleh Vrendenbergt (1980 : 75) maka jenis penelitian yang digunakan adalah
termasuk dalam penelitian menguji hipokarya ilmiah (Hypokarya ilmiah testing
research).
Dilihat dari analisis di atas dan jenis
data, rancangan penelitian ini termasuk penelitian komutatif, data akomultif
adalah data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diasingkan
(Sugiyono, 1999 :13).
Menurut Pamy(1985) penelitian adalah
masalah yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. populasi
Dari beberapa pengertian populasi
maka dapat disimpulkan bahwa populasi itu tidak harus berwujud manusia, tetapi
dapat juga berwujud kumpulan data yang berupa nilai hasil test atau kumpulan
angka-angka, alat pelajaran, cara mengajar, kurikulum, dan sebagainya. Oleh
sebab itu semua harus ditegaskan jika dijadikan obyek penelitian.
Dan sebagai populasi penelitian ini
adalah seluruh peserta didik program IPS kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel
Batu. Berjumlah 32 orang.
3.2.2. Sampel
Pengertian sampel sederhana adalah bagian
dari populasi yang diteliti. Atau “wakil
dari populasi” (Arikunto, 1992 ; 106), dan dapat pula diartikan “ sebagian dari
populasi”, (Hadi, 1993 : 24). Dengan demikian yang dimaksud dengan sampel
adalah sejumlah subyek sebagian perwakilan dari populasi yang akan dikenai perlakuan
dalam penelitian.
Menurut Arikunto (2000 : 112), jika
subyek yang diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil semua sebagai sampel.
Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila subyek lebih dari
100 maka diambil 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih.
Dalam penelitian ini seluruh peserta
didik program IPS kelas XI dan XII IPS berjumlah 32 orang. Untuk itu sampel
pada penelitian ini diambil semua karena jumlahnya tidak terlalu banyak, karena
itu disebut sampel jenis total.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut ;
3.3.1. Menggunakan
angket untuk mengumpulkan data tentang tingkat penghasilan orang tua , hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang valid sesuai penghasilan orang tua saat
di adakan penelitian.
3.3.2. Study dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang
tingkat pendidikan orang tua peserta didik program IPS kelas XI dan XII IPS.
3.3.3. Adapun untuk
data yang menggambarkan prestasi belajar diambil data nilai ujian tengah
semerter tahun pelajaran 2011-2012 semester ganjil, yaitu nilai asli UAS,
program IPS kelas XI dan XII IPS.
3.4. Variabel dan Pengukuran
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi tiga variabel yaitu :
3.4.1. variabel Bebas (Independence) : X1
Variabel bebas yang pertama (X1) adalah tingkat
penghasilan orang tua , penghasilan orang tua ini dengan indikator
pendapatan rata-rat yang diterima selama
satu bulan, sedangkan pendapat atau penghasilan lain diluar pendapatan rutin
tidak termasuk penghasilan yang akan diteliti pada penelitian ini. Pengukuran
indikator menggunakan skala Likert (1 2 3 4 5 ), dimana makin tinggi angka,
akan menggambarkan tingkat penghasilan orang tua makin tinggi. Dalam hal ini
tingkat penghasilan orang tua dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
NO
|
URAIAN
|
SKOR
|
1
2
3
4
5
|
Penghasilan
Penghasilan
Penghasilan
Penghasilan
Penghasilan
|
1
2
3
4
5
|
3.4.2. Variabel bebas (independence) : X2
Untuk variabel X2 adalah tingkat pendidikan orang tua
dengan indikator ijazah terakhir yang dimiliki orang tua, dengan pengukuran
indikator menggunakan skala Likert (1 2 3 4 5 ), dimana angka yang kecil
menunjukkan tingkat pendidikan rendah pula dan sebaliknya angka yang lebih
besar menunjukkan tingkat pendidikan lebih tinggi. Dan sebagai hubungan tingkat pendidikan orang tua dan skala ordinat dapat di tunjukkan daftar klasifikasi berikut :
NO
|
URAIAN
|
SKOR
|
1
2
3
4
5
|
Pendidikan Dasar (SD)
Pendidikan Menengah Pertama
(SMP)
Pendidikan Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/SMK)
Pendidikan Tinggi (Diploma)
Pendidikan Tinggi (S1,S2,dan
S3)
|
1
2
3
4
5
|
3.4.3. Variabel Tergantung (dependence) : Y
Variabel tergantung (Y) adalah prestasi
belajar mata pelajaran matematika kelas XI IPS dan XII IPS SMA Immanuel Batu.
Yaitu nilai UAS semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012.
3.5. Validitas
Untuk mendapatkan data yang valid pada tingkat
pendapatan orang tua (X1) dan tingkat pendidikan orang tua (X2), mengingat
pendapatan orang tua selalu berubah, oleh sebab kenaikan gaji, pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan usaha maka pengambilan data untuk tingkat pendapatan orang
tua adalah dengan angket, dan tingkat pendidikan orang tua dengan menggunakan
dokumen yang yang berada di sekolah.
Begitu pula perihal prestasi siswa
(Y) data diambil dari dokumen nilai Ujian akhir semester ganjil, dengan
pertimbangan nilai ujian akhir semester sebagai bentuk ujian yang menjdai
kewenangan sekolah sehingga datanya asli. Menurut Arikunto ( 2000 : 65) suatu
instrumen valid atau sahih apabila instrumen tersebut dapat mengatur apa yang
hendak diukur.
3.6. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : suatu analisa untuk mengetahui
variabel bebas ( X1 dan X2 ) terhadap variabel
(Y), dengan bantuan komputer program SPSS versi 12. Dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan yang mencakup penyelesaian data
empiris yang ada di angket dipindah ke matrik demikian hasil study dokumentasi
dan data hasil test UAS.
2. Tahap uji asumsi regresi ganda yang mencakup uji
normalitas, linieritas, multikolinitas dengan data distribusi normal dan
linier, dilakukan analisa dengan bantuan
komputer SPSS, (santoso, 2000 : 203-219).
3. Tahap uji hipokarya ilmiah dengan menggunakan regresi
ganda dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian
yang dilakukan dengan 32 responden memberikan hasil yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tingkat
Penghasilan Orang Tua Siswa
NO
|
PENGHASILAN (X1)
|
JML
|
PERSEN
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
X1 < Rp. 1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00 X1 < Rp.
1.500.000,00
Rp. 1.500.000,00 X1 <
Rp. 2.000.000,00
Rp. 2.000.000,00 X1 < Rp.
2.500.000,00
X1 Rp.
2.500.000,00
|
2
9
8
10
3
|
6,25%
28,13%
25.00%
31,25%
9,37%
|
Dari angket yang diisi responden pendapatan terendah adalah
Rp.600.000,00 dan pendapatan teringgi Rp. 8.000.000,00.
Tingkat penghasilan orang tua yang dimaksud disini adalah pendapatan
total dari kedua orang tua siswa bila mana keduanya sama-sama bekerja. Selain dari pada itu perlu dijelaskan disisni
pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan resmi atau tetap atau rata-rata
perbulannya. Ada tiga orang tua siswa yang mana kedua orangtuanya sama-sama
bekerja .
Sedangkan tingkat pendidikan orang tua dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 4.2
Tingkat
Pendidikan Orang Tua Siswa
NO
|
PENDIDIKAN (X2)
|
JML
|
PERSEN
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
SD
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
DIPLOMA(D1/D2)
SARJANA(S1/S2/S3)
|
4
10
15
2
1
|
12,50%
31,25%
48,87%
6,25%
3,13%
|
Data tentang tingkat pendidikan didapatkan dari angket yang disisi
siswa, adapun pendidikan yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah
pendidikan dari salah satu orang tua yang lebih tinggi. Sedangkan hasil prestasi siswa yang diambil
dari daftar nilai guru mata pelajaran matematika pada program IPS kelas XI dan
XII diperoleh seperti berikut :
Tabel 4.3
Nilai Ulangan
Akhir Semester Ganjil
Tahun
Pelajaran 2011-2012
NO
|
NILAI UAS PRESTASI
(Y)
|
JML
|
PERSEN
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Y < 40,0
40,0 Y < 55,0
55,0 Y < 70,0
70,0 Y < 85,0
85,0 Y 100,0
|
0
4
11
13
4
|
0%
12,5%
34,37%
40,63%
12,5%
|
Dari pengambilan data pada daftar nilai hasil UAS didapati nilai
terendah 35 ada 1 siswa dan 48 satu siswa sedangkan nilai tertinggi 95 ada 1
siswa. Untuk nilai ketuntasan atau KKM
nilai matematika untuk di raport adalah 8.00.
4.1. Uji Asumsi
Regresi Berganda
Berdasarkan hasil
uji bantuan komputer SPSS versi 11 terlihat tidak ada masalah ( santoso, 2000 :
203-219). Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Asumsi bebas Multikolinieritas
Dilihat
dari tabel coefficients VIF = 0,982 < 5 berarti kedua variabel X1 dan X2
tidak berkorelasi sempurna atau tidak ada gejala multikolinieritas dalam model
regresi.
2. Asumsi uji normalitas data
Pada
grafik Normal P Plot data menyebar disekitar
garis diagonal dan arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal maka dapat
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
( santoso , 2000: 214 )
3. Asumsi uji Heteroskedastisitas
Pada
grafik Scatter Plot terlihat sebaran data tidak membentuk pola tertentu, maka
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat gejala heterosskedastisitas. ( santoso,
2000 : 210)
4.2. Diskripsi Data
Deskripsi data ini dapat dilihat pada data out put (Descriptive
Statistice) yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Perhitungan Rata-Rata dan Standar deviasi
Variabel
|
Rata-Rata
|
Standar deviasi
|
Tingkat penghasilan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua
Prestasi belajar siswa
|
3,09
2,56
67,84
|
1,118
0,914
13,310
|
4.3. Analisis Data
Uji Hipokarya
ilmiah tentang pengaruh . variabel X1,
X2 terhadap Y adalah sebagai berikut :
1. Analisis parsial dengan melihat sumbangan efektif
masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat dilihat pada
tabel descriptive Statistics
a. Hipokarya ilmiah 1:
Ada pengaruh
yang signifikan tingkat penghasilan orang tua peserta didik terhadap prestasi
belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
Uji hipokarya ilmiah 1 adalah sebagai berikut :
Sumbangan
efektif variabel X1 terhadap Y sebesar 5,940 menunjukkan bahwa antara tingkat
penghasilan orang tua (X1) mempunyai pengaruh yang berarti dengan prestasi
belajar (Y) mata pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu. Karena mempunyai arah
pengaruh positif, karena tidak ada tanda negatif pada angka 5,940.
Dilihat
dari tingkat siqnifikan korelasi satu sisi output ( diukur dari probalitas
untuk X1 sebesar 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05, maka pengaruh
tingkat penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar (Y) mata pelajaran
matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS
di SMA Immanuel Batu adalah nyata.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis tersebut adalah bahwa hipokarya
ilmiah 1 diterima secara siqnifikan.
b. Hipokarya ilmiah 2:
Ada pengaruh
yang signifikan tingkat pendidikan orang tua peserta didik terhadap prestasi
belajar mata pelajaran matematika
peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
Uji hipokarya ilmiah 2 adalah sebagai berikut :
Pengaruh X2 terhadap Y sebesar 7,852 menunjukkan bahwa
antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar mata pelajaran
matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu.
Ada pengaruh yang berarti dan arah pengaruh positif
karena tidak ada angka negatif pada angka 7,852.
Dilihat dari tingkat siqnifikan korelasi satu sisi output ( diukur dari
probalitas untuk X2 sebesar 0,000 yang berarti probabilitas kurang dari 0,05,
maka pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar (Y) mata
pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel Batu adalah nyata.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis tersebut adalah bahwa hipokarya
ilmiah 2 diterima secara siqnifikan.
c. Hipokarya ilmiah 3:
Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua peserta didik
terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan
XII IPS di SMA Immanuel Batu.
Untuk
menguji hipokarya ilmiah 3 ini dilakukan dengan analisis Multi regresi (regresi berganda ) dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Variabel yang dimasukkan adalah X1, X2 dan tidak ada
variabel yang dikeluarkan , karena metode yang digunakan adalah single step
(enter).
b. Hasil R Square = 0,884
artinya bahwa X1 dan X2 mampu memberikan kontribusi sebesar 88,4 %
terhadap Y dan sisanya sebesar 11,6% ditentukan oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Yang mana nilai R Square semakin tinggi (mendekati 1 ) model yang digunakan semakin
tepat, jika semakin rendah (mendekati 0) maka model yang digunakan semakin
tidak tepat.
c. Hasil R = 0,94
( mendekati 1) artinya bahwa X1 dan X2 secara bersama – sama memilki
hubungan yang kuat dengan variabel Y.
d. Uji Anova b memberikana hasil F hitung didapatkan
110,638 dengan tingkat siqnifikasi 0,000 oleh karena probabilitas 0,000 adalah
kurang dari (<) 0,05l maka H0 ditolak
(H1 dierima) artinya X1 dan X2 secara bersama sama (simultan) berpengaruh
seqnifikan terhadap Y.
Dari analisa a) hingga d) tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa hipotesa 3 diterima secara siqnifikan.
e. Persamaan Regresi adalah :
Dengan memperhatikan tabel berikut :
Tabel 4.5
Coefficients
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
29,348
|
2.717
|
|
10.801
|
.000
|
PENGHASILAN
|
5.940
|
.982
|
.499
|
6.051
|
.000
|
|
PENDIDIKAN
|
7.852
|
1.201
|
.539
|
6.539
|
.000
|
|
a. Dependent Variable: PRESTASI
|
|
|
|
|
Berdasarkan tabel diketahui :
a =
29,348
b1 =
5,940
b2 =
7,852
Maka persamaan Regresi linier
berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + c dengan cara mensubtitusikan nilai a, b1 dan b2 diperoleh persamaan
seperti berikut :
Y = 29,348 + 5,940X1 +7,852 X2
Hal dapat diartikan yaitu jika
1. X1 dan X2 sama
dengan nol ( 0 ) , maka Y = 29,348
2. b1 = 5,940 menunjukan besarnya pengaruh X1 terhadap Y
; bilamana b1 positif artinya X1
memiliki pengaruh positif atau menyebabkan peningkatan Y sebesar 5,940 satuan.
3. b2 = 7,852 menunjukkan besarnya pengaruh X2 terhadap
Y nilai b2 p0sitif mempunyai arti bahwa
X2 memiliki pengaruh positif atau menyebabkan peningkatan Y sebesar 7,852 satuan.
f. Uji persamaan regresi
1) Untuk konstanta
:
(i) Hipokarya ilmiah :
a) H0 = koefisien regresi tidak siqnifikan
b) H1 = koefisien regresi siqnifikan
(ii) Kriteria pengambilan keputusan :
a) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
b) Jika probabilitas <0,05, maka H0 ditolak
(iii) Keputusan :
Karena probabilitas untuk
konstanta 0,00 < 0,05, H1 diterima atau koefisien regresi siqnifikan berarti konstanta (kemampuan awal siswa)
benar-benar mempunyai pengaruh secara siqnifikan dengan prestasi belajar siswa.
2) Untuk tingkat penghasilan orang tua
(i) Hipokarya ilmiah :
a) H0 = koefisien regresi tidak siqnifikan
b) H1 = koefisien regresi siqnifikan
(i) Kriteria pengambilan keputusan :
a) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
b) Jika probabilitas <0,05, maka H0 ditolak
(ii) Keputusan :
Probabilitas tingkat
penghasilan orang tua
0,000 < 0,05,maka H0
ditolak atau koefisien regresi
siqnifikan berarti tingkat penghasilan
orang tua benar-benar mempunyai pengaruh secara siqnifikan dengan prestasi
belajar siswa.
3) Untuk tingkat pendidikan orang tua
(i) Hipokarya ilmiah :
c) H0 = koefisien regresi tidak siqnifikan
d) H1 = koefisien regresi siqnifikan
(ii)
Kriteria
pengambilan keputusan :
c) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
d) Jika probabilitas <0,05, maka H0 ditolak
(iii)
Keputusan
:
Probabilitas tingkat
pendidikan orang tua
0,000 < 0,05,maka H0
ditolak atau koefisien regresi
siqnifikan berarti tingkat
pendidikan orang tua benar-benar
mempunyai pengaruh secara siqnifikan dengan prestasi belajar siswa.
4.4. Pembahasan.
1. Diskripsi variabel
Rata –
rata untuk tingkat penghasilan orang tua 3,09 lebih tinggi dari tingkat
pendidikan orang tua yaitu 2,56
sementara rata-rata prestasi belajar mata pelajaran matematika adalah
67,84. Sedangkan ketuntasan minimal mata pelajaran matematika dikelas XI dan XII
sama yaitu 8,0 hal ini dilakukan sekolah karena SMA immanuel akreditasinya A.
melihal hal ini penghasilan orang tua sangat memberi pengaruh terhadap prestasi
siswa yang dimungkinkan dengan penghasilan yang cukup maka perhatian orang tua
terhadap pendidikan putra-putrinya akan terpenuhi kebutuhan akan pendidikannya.
Adapun rata –rata tingkat pendidikan
orang tua ada dibawah rata-rata tingkat penghasilan orang tua ini dikarenakan
orang tua siswa SMA Immanuel berada di
luar pulau jawa tepatnya diIndonesia Timur . dan beberapa anak yang sekolah di
SMA Immanuel adalah korban perang saudara di Ambon, orang tua dari siswa yang berasal dari Ambon
banyak yang tidak sekolah terutama ibu dan kalau ada yang sekolah lulusan SD
paling tinggi SMP.
2. Hasil Pengujian Asumsi Regresi.
Berdasarkan hasil uji bantuan komputer program SPSS versi 11 terlihat
bahwa tidak ada masalah yang berarti data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian ini dapat dianalisa sesuai dengan rancangan analisis penelitian yang
disiapkan yaitu agresi ganda.
3. Hasil pengujian hipokarya ilmiah
Dari
hasil uji hipokarya ilmiah baik dengan uji secara parsial maupun uji analisis
secara bersama-sama dengan regresi linier berganda diatas dapat diketahui bahwa
variabel bebas X1(tingkat penghasilan orang tua) mempunyai pengaruh yang besar
5,940 terhadap variabel Y (prestasi belajar siswa). Dengan melihat pengaruh
tingkat penghasilan orang tua cukup besar. Dengan penghasilan orang tua yang
besar sangat dimungkinkan kebutuhan pendidikan anaknya akan tercukupi mulai
dari fasilitas, program les tambahan dan berbagai macam buku sumber belajar akan terpenuhi,
maka dapat pengaruh penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar siswa
sangan besar dan sangat siqnifikan.
Sedangkan untuk variabel X2 ( tingkat pendidikan orang tua) juga mempunyai
pengaruh yang besar juga terhadap prestasi belajar siswa dengan angka 7,852
membuktikan bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang
besar terhadap prestasi belajar siswa
(Y) . pada taraf siqnifikan 0,000, dengan demikian setiap penambahan 1 point
pada variabel X2 akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 7,852, oleh karena itu agar prestasi belajar siswa
dapat optimal maka orang tua turut memberi motivasi dengan model keteladanan
yaitu orang tua juga menambah wawasan
utamanya ilmu pengetahuan dan model model yang dapat diterapkan dirumah untuk
memdorong putra-putrinya terpacu merai prestasi.
Koefisien
determinan berganda ( R Square) = 0,884
berarti kontribusi teori dalam penelitian ini sebesar 88,4% dan sisanya 11,6% dipengaruhi oleh
hal-hal yang tidak diteliti, artinya prestasi belajar siswa 88,4 % dipengaruhi
secara positif oleh tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan orang tua,
sedangkan sekitar 11,6% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain
diluar varibel penelitian hal itu bisa berupa gaya mengajar guru, suasana
belajar di kelas dansebagainya.
Hal ini
dapat dipahami karena pada umumnya prestasi belajar siswa tidak mungkin hanya
di pengaruhi oleh variabel bebas yaitu tingkat penghasilan dan tingkat
pendidikan orang tua akan tetapi oleh kemamapuan guru, kemampuan siswa sejak
awal , kondisi keluarga, sarana prasana yang tersedia, semuai dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Bertolak
dari uraian tersebut perlu adanya pemikiran dan upaya secara maksimal
penyelenggaraan pendidikan yang memungkinkan perkebangan kemampuan guru baik
yang berkaitan dari hasil penelitian ini maupun hal-hal lain yang berkaitan
dengan kepentingan pendidikan pada umunya. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan, hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dengan adanya
managemen peningkatan mutu pendidikan .
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan.
1.
Uji
asumsi regresi bebas multikolinieritas, uji normalitas dan heteroskedastisitas.
2. Hipokarya ilmiah 1 diterima secara siqnifikan. Hal ini
berarti bahwa : Ada pengaruh yang signifikan tingkat penghasilan orang tua
peserta didik terhadap prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik
kelas XI dan XII IPS di SMA Immanuel
Batu.
3. Hipokarya ilmiah 2 diterima secara siqnifikan. Hal ini
berarti bahwa : Ada pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan orang tua
peserta didik terhadap prestasi belajar
mata pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS di SMA
Immanuel Batu.
4. Hipokarya ilmiah 1 diterima secara siqnifikan. Hal ini
berarti bahwa : Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama tingkat
penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua peserta didik terhadap
prestasi belajar mata pelajaran matematika peserta didik kelas XI dan XII IPS
di SMA Immanuel Batu.
5. Besarnya terhadap prestasi belajar mata pelajaran
matematika siswa kelas XI dan XII program IPS
pata semester ganjil tahun pelajaran 2011 – 2012 di SMA Immanuel Batu
adalah 88,4 % dipengaruhi variabel bebas tingkat penghasilan dan tingkat
pendidikan orang tua, sedangkan prestasi belajar siswa yang dipengaruhi faktor
lain sebesar 11,6% yaitu diluar variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional, 2006. Model
Penilaian Kelas. Jakarta : Badan
Standar Pendidikan Nasional
Frans
Mataheru & Piet.A. Sahatian, 1981. Prinsip
Dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Howard
G. Hendrick, 2009. Mengajar Untuk
Mengubah Hidup. Yogyakarata : Yayasan Gloria
Sucipto
A, 2007. Pengaruh Penghasilan orang tua dan
motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Gunung malang 02 dan SDN
Gunung malang 04 Sumberjambe Jember. Karya ilmiah Program Studi Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang.
Su’udi,
2009. Pengaruh tingkat sosial dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
mata pelajaran IPS siswa VII SMP Negeri
Pucuk kabupaten Lamongan. Karya ilmiah Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang.
Pujianto,
2007. Pengaruh Pendidikan orang tua dan fasilitas belajar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas II SMP Muhammadiyah 10
Muncar kecamatan muncar kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2005-2006. Karya
ilmiah Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pasca Sarjana Universitas
Kanjuruhan Malang.
0 komentar:
Posting Komentar