PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH
Multikulturalisme berasal dari adanya suatu kebudayaan.
Secara etimologi, multikulturalisme terdiri dari multi yang berarti “banyak”,
kultur yang berarti “budaya”, dan isme yang berarti paham “aliran”. Jadi,
multikulturalisme adalah suatu paham, corak, kegiatan, yang terdiri dari banyak
budaya pada suatu daerah tertentu.
Multikulturalisme di Indonesia merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindarkan. Namun pada kenyataannya kondisi demikian tidak pula
diiringi dengan keadaan sosial yang membaik. Bahkan banyak terjadinya ketidak
teraturan dalam kehidupan sosial di Indonesia pada saat ini yang menyebabkan
terjadinya berbagai ketegangan dan konflik.
Seiring dengan perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh
adanya globalisasi banyak terjadi krisis sosial-budaya yang terjadi di
masyarakat. Misalnya seperti merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap
hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial. Semakin luasnya penyebaran
narkotika dan penyakit-penyakit sosial lainnya.
Oleh karena itu, pendidikan dianggap tempat yang tepat untuk
membangun kesadaran multikulturalisme di Indonesia. Melalui pendidikan
multikultural, diharapkan dapat mewujudkan keteraturan dalam kehidupan
sosial-budaya di Indonesia.
Pendidikan multikultural hingga saat ini belum dapat
didefinisikan secara baku. Namun, ada beberapa pendapat para ahli mengenai
pendidikan multikultural. Diantaranya adalah Andersen dan Cusher (1994:320)
mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan mengenai keragaman
kebudayaan. Kemudian, James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan
multikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya,
pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan
(anugerah Tuhan). Dimana dengan adanya kondisi tersebut kita mampu untuk
menerima perbedaan dengan penuh rasa toleransi.
Seperti definisi di atas, Muhaemin el Ma’haddi berpendapat
bahwa pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai pendidikan keragaman
kebudayaan dalam merespon perubahan demografis dan kultural lingkungan
masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan.
Adapun Paulo Freire seorang pakar pendidikan pembebasan
mendefinisikan bahwa pendidikan bukan merupakan “menara gading” yang
berusaha menjauhi realitas sosial dan budaya. Melainkan pendidikan itu harus
mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan
sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan suatu kelas sosial sebagai akibat
dari kekayaan dan kemakmuran yang diperolehnya.[1]
Pendidikan multikultural merupakan respons terhadap
perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak
bagi setiap kelompok. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan multikultural
adalah pendidikan yang mencakup seluruh siswa tanpa membedakan
kelompok-kelompoknya, seperti gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan
agama.
James Bank menjelaskan, bahwa pendidikan multikultural
memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu:
1.
Content Integration, yaitu mengintegrasikan berbagai
budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep dasar, generalisasi, dan
teori dalam mata pelajaran / disiplin ilmu.
2. The knowledge construction process, yaitu membawa siswa untuk memahami
implikasi budaya kedalam sebuah mata pelajaran.
3.
An equity paedagogy, yaitu menyesuaikan metode
pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi
akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya, ataupun sosial.
4. Prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi
karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian,
melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi
dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya
menciptakan budaya akademik yang toleran dan inklusif.
Sejak awal
kemunculannya, pendidikan berbasis multikulturalisme atauMulticultural Based
Education, telah didefinisikan dalam banyak cara dan berbagai perspektif.
Dalam terminologi ilmu-ilmu pendidikan dikenal dengan pendidikan multikultural
(multicultural education) seperti yang digunakan dalam konteks kehidupan
di negara-negara barat.[3] Sejumlah
definisi tersebut terikat dalam disiplin ilmu tertentu, seperti pendidikan
antropologi, sosial, psikologi, dan lain sebagainya.
Dalam buku Multicultural Education: A Teacher Guide
to Linking Context, Process, and Content mengungkapkan definisi klasik
mengenai Multicultural Based Education yang penting bagi para
pendidik. Definisi pertama yaitu menekankan esensi Multicultural Based Learning
sebagai perspektif yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan
manusia yang kompleks dan beragam secara kultur. Definisi ini juga
merefleksikan pentingnya budaya, ras, gender, etnisitas, agama, status sosial,
ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.
Definisi lain mengartikan bahwa Multicultural Based
Education adalah sebuah visi tentang pendidikan yang selayaknya dan
seharusnya bisa untuk semua anak didik.Multicultural Based Education manyiapkan
anak didik untuk berkewarganegaraan dalam komunitas budaya dan bahasa yang
majemuk dan saling terkait.
Multicultural Based Education juga berkenaan dengan perubahan pendidikan yang
signifikan. Ia menggambarkan realitas sosial, ekonomi, dan politik secara luas
dan sistematis sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang terjadi di dalam
sekolah dan luar sekolah. Multicultural Based Education memperluas
kembali praktek yang patut dicontoh, dan berupaya memperbaiki berbagai
kesempatan pendidikan optimal yang tertolak. Ia membahas pula seputar
penciptaan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan lingkungan pembelajaran
yang dinamis, yang mencerminkan cita-cita persamaan, kesetaraan, dan
keunggulan.
Indonesia
adalah negara yang terdiri dari beragam masyarakat yang berbeda seperti agama,
suku, ras, kebudayaan, adat istiadat, bahasa, dan lain sebagainya menjadikan
masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk. Dalam kehidupan yang
beragam seperti ini menjadi tantangan untuk mempersatukan bangsa Indonesia
menjadi satu kekuatan yang dapat menjunjung tinggi perbedaan dan keragaman
masyarakatnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan pendidikan multikultural yang ditanamkan kepada
anak-anak lewat pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Seorang guru
bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan terhadap anak didiknya dan
dibantu oleh orang tua dalam melihat perbedaan yang terjadi dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Namun pendidkan multikultural bukan hanya sebatas kepada
anak-anak usia sekolah tetapi juga kepada masyarakat Indonesia pada umumnya
lewat acara atau seminar yang menggalakkan pentingnya toleransi dalam
keberagaman menjadikan masyarakat Indonesia dapat menerima bahwa mereka hidup
dalam perbedaan dan keragaman.
Ada
tiga tantangan besar dalam melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia,
yaitu:
1. Agama, suku bangsa dan tradisi
2. Kepercayaan
3. Toleransi
Adapun terdapat juga pentingnya pendidikan multikultural di sekolah
yaitu sebagai
1. Sarana alternatif pemecahan konflik
2. Agar peserta didik tidak meinggalkan
akar budaya
3. Sebagai landasan pengembangan
kurikulum nasional
4. Menuju masyarakat Indonesia yang
Multikultural
Pendidikan di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari
berbagai macam ras, suku budaya, bangsa, dan agama dirasa penting untuk
menerapkan pendidikan multikultural. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan
masyarakat Indonesia yang beragam inilah seringkali menjadi penyebab munculnya
berbagai macam konflik.
Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu juga dapat
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga banyak terjadi
berbagai macam perubahan di masyarakat yang diakibatkan oleh masuknya berbagai
macam budaya baru dari luar negeri ke Indonesia. Melalui pendidikan
multikultural yang memperkenalkan budaya asli kepada peserta didik diharapkan
agar peserta didik tidak melupakan asal budayanya sendiri.
Namun demikian, pendidikan multikultural tidak hanya
dipelajari dalam pendidikan normal saja. Melainkan pendidikan multikultural itu
harus dipelajari oleh masyarakat luas, secara non formal melalui berbagai macam
diskusi, presentasi. Agar dapat terciptanya masyarakat Indonesia yang tentram
dan damai.
Source:
http://emarakhmawati.blogspot.com/2013/02/pentingnya-pendidikan-multikultural-di.html
0 komentar:
Posting Komentar